Sepincuk Pecel Tenan dan Wedang Sereh: Menikmati Sisi Lain Kota Malang di Pagi Hari
Ada banyak cara menikmati akhir pekan. Diam dan beraktivitas di rumah atau berlibur. Ada yang memulainya dari pagi, tetapi ada yang merelakan paginya dipatok ayam, tidur bablas hingga siang hari sampai lupa mau ngapaian di akhir pekan.
Minggu pagi 15 Desember 2019, aku dan suami memilih berakhir pekan di Kota Malang. Tidak bulan madu seperti yang disangkakan orang, kami hanya ingin menikmati momen berdua. Eh, ga juga deh, bertiga bersama adiknya dan berempat, bersama kawannya. Pagi itu suami bangun cukup tergesa, mengajak sarapan pecel rekomendasi kawannya. Katanya, pecelnya enak dan tempatnya pun nyaman. Banyak pesepeda makan di sana. Untuk meyakinkan, Suami menunjukkan gambar Instagram dari akun Pecel Tenan. Kami pun berangkat. Siapa sih yang bisa nolak makan pecel enak dengan sajian suasana alam yang asri.
Pecel, makanan khas jawa timuran ini memang gak bisa dipungkiri enaknya. Perpaduan aneka sayuran segar, bumbu kacang, peyek dan lauk pendampingnya. Makanya pecel memiliki banyak variasi di beberapa daerah Jawa Timur. Ada pecel nganjuk, pecel madiun, pecel blitar, dll. Nah untuk Pecel Tenan yang kami kunjungi, punya ciri khasnya tersendiri. Mulai dari rasa, pilihan sayuran, menu pendamping hingga suasana menikmati sepincuk Pecel Tenan.
Lokasi Pecel Tenan berada di belakang Area Pemandian Wendit atau tepatnya di Desa Lowoksuruh, Mangliawan, Kec. Pakis, Malang. Kesan pertama sesaat turun dari motor dan bersiap memesan sepincuk pecel tenan, tempatnya nyaman dan bikin betah. Bagaimana tidak? Jalan setapak menuju lokasi dirindangi aneka pohon, rumput basah, kolam ikan, teratai yang mekar di atasnya, tanaman perdu, angin yang bertiup dengan sopannya dan bunyi jangkrik (atau kumbang ya atau mungkin ke duanya) yang mengiringi tembang jawa yang mengalun melalui pengeras suara JBL.
Begitu memasuki pekarangan, kami disambut ramah seorang perempuan cantik dengan busana Jawanya. Kami saling bertegur sapa, memesan sepincuk Pecel Tenan serta wedang sereh dan bir jawa. Lalu duduk nyaman di kursi yang diapit di antara pohon pisang, pohon sukun dan tanaman perdu lainnya.
Mempertemukan Pecel, Gagasan dan Passion
Tara, begitu si Mbak penjual pecel berbusana khas Jawa itu, dipanggil. Sejak kedatangan kami, senyum ramah terus tersungging di bibirnya. Pun ketika melayani beberapa peseda yang mampir untuk sarapan, sesekali ia terlibat perbincangan.
Ketika aku berkesempatan berbincang dengannya, Tara tak segan berbagi cerita bagaimana dia & pasangannya, Gama, merintis usaha Warung Pecel Tenan. Bulan Agustus lalu, ia memulai berjualan di daerah Dinoyo, Kota Malang. “Kita lagi ngulik tanaman liar untuk memperkaya pengetahuan kita. Swadaya makanan. Kita ketemu idenya pecel.” ujarnya.
Tara pun survei ke semua warung pecel populer untuk memperkaya resepnya. Mulai dari pilihan bumbu, tekstur, varian sayur, peyek, lauk pendampingnya hingga kemasan pincuk yang dipilihnya. Tak hanya itu saja, Tara juga mempelajari pengetahuan orang yang suka makan pecel ataupun yang tidak suka.