ini pohon kita
Buku Anak,  Rak Buku

Belajar Mencintai Semesta Melalui Buku Ini Pohon Kita – Little Quokka

Menyenangkan sekali ketika penerbit buku anak mengumumkan akan menerbitkan buku baru. Apalagi dengan tema yang semakin beragam, penceritaan yang baik dan ilustrasi yang ciamik. Little Quokka adalah salah satu penerbit buku anak yang gak bisa aku lewatkan begitu saja ketika merilis PO buku terbarunya, Ini Pohon Kita. Terlebih tema yang diangkat kali ini tentang hal yang aku suka sekali, pohon. Tanpa pikir panjang, langsung ikutan PO ke toko buku reseller LQ sembari berharap segera selesai proses percetakan dan pengirimannya.

Ini Pohon Kita berkisah tentang sebuah pohon mangga besar yang menjadi ruang hidup aneka makhluk. Pada siang hari, banyak sekali satwa yang menjadikan pohon mangga sebagai ruang hidupnya. Ada yang bermain, mencari makan atau hanya berteduh dan beristirahat. Pun pada malam hari, aneka burung tinggal di sana. Pohon mangga menjadi primadona tidak hanya bagi para satwa tetapi juga dua anak manusia yang merasa paling memilikinya. Konflik pun dimulai sehingga mereka tidak sadar bahwa ada yang lebih penting dari memperebutkan kepemilikan yaitu kelestarian.

Para kurcaci datang, menebang pohon hingga habis tak bersisa. Namun hal-hal baik selalu meninggalkan benih untuk tumbuh kembali. Dua anak manusia ini pun saling bekerjasama, menanam benih pohon, merawatnya hingga pohon tumbuh kembali menjadi ruang hidup segala makhluk.

Siapa Pohon Kita?

Siapa tokoh utama dalam buku Ini Pohon Kita? Bagiku, tentu si Pohon! Cerita berpusat pada si pohon yang banyak memberikan manfaat. Bermula dari si pohon inilah cerita tentang dua anak manusia dimulai. Anak perempuan dari Suku Dayak dan anak laki-laki dari Suku Jawa. Dua anak yang berbeda tinggal di satu lingkungan dengan keinginan yang sama, klaim kepemilikan pohon mangga.

Baca juga Berkenalan dengan Mili Kecil dan Pemilik Paket Misterius

Konflik dibuat khas anak-anak, saling berebut kepemilikan dan merasa paling berhak memiliki. Meski jika ditilik lebih jauh, cerita ini kaya sekali interpretasi bagi pembaca dewasa. Misalnya dalam pemilihan tokoh kurcaci yang dapat kuartikan sebagai para penebang liar dan pelaku perusak hutan. Mereka selalu bekerja dalam diam dan sementara kita terlalu sibuk berkonflik oleh kita sendiri. Pemilihan dua anak dengan latar suku yang berbeda, juga merupakan pesan penting. Apapun latar belakangmu, menjaga pohon dan hutan adat adalah warisan yang harus dijaga untuk keberlangsungan kehidupan semua makhluk. Tidak hanya manusia saja.

Beli Buku Ini Pohon Kita

Terpikir hal lain, asumsiku penulis cukup jenius memasukkan isu ibu kota baru yang akan dibangun di tengah hutan. Artinya, akan ada anak Suku Jawa yang bermigrasi ke ibu kota baru dan tinggal bersama anak Suku Dayak. Jadi buku ini semacam harapan jika kelak ibu kota baru terealisasi, anak-anak inilah nantinya yang akan menjaga kelestarian hutan.

Buku Bagus, Bagus, Pokoknya Bagus!

Cerita maupun ilustrasi buku ini dibuat dengan sangat matang sekali. Sang penulis Erik Lincoln, piawai menyusun cerita: mengenalkan pohon dan keterkaitannya dengan makhluk selain dirinya. Kalimatnya sederhana, tidak bertele-tele sehingga mudah dimengerti. Ada sisipan kalimat berima yang seru sekali saat dibaca. Buku ini tidak hanya mengajarkan anak untuk mencintai lingkungan tetapi mengajari proses bagaimana keseimbangan alam terjadi. Ketika satu pohon mati, efeknya domino. Anak juga belajar proses reboisasi versi mini melalui biji mangga. Jadi tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki alam.

Kenapa buku ini bisa bagus banget? Sisi ilustrasi yang dibuat oleh Singgih Cahyo bikin pembaca ga bakalan bosan membacanya berulang. Ilustrasinya indah sekali dan sangat mendetail. Pembaca dewasa harus siap-siap dengan ledakan pertanyaan dari pembaca kecil karena banyak sekali jenis satwa di buku ini. Bahkan pembaca bisa bermain tebak hewan, mencari si katak merah, hingga flip page proses biji mangga tumbuh.

Beli Buku Ini Pohon Kita Little Quokka

Buku ini melebihi ekspektasiku dan salah satu buku yang paling sering aku bacain ke anakku. Buku ini juga melengkapi kesukaanku pada tanaman dan pepohonan. Selain bikin nyaman dan teduh, bagiku pohon itu sangat filosofis. Aku mengibaratkan pohon itu seperti seorang ibu dan ranting-ranting adalah anak-anaknya. Ia mirip manusia ke dua, untuk melahirkan anak-anaknya (reranting) Ia harus lebih dulu menjadi pohon yang tumbuh dengan baik dan kokoh. Akar-akarnya menghujam tanah, meski berkali-berkali perubahan musim ia masih tetap tangguh. Akar-akarnya menyimpan air, yang menjadi sumber kehidupan dirinya juga makhluk di sekitarnya. Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan bersosialisasi dengan makhluk lain. Kelak, ketika reranting lahir, ia akan belajar dari ibu pohon hingga mereka pun dapat berbuah/berbunga dan berbagi manfaat lebih banyak lagi.

Seorang Perempuan, Istri dan Ibu Purnawaktu

Satu Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!