Bagaimana Jika Aku Rindu?
Kita memang benar-benar terpisah
Bukan lagi sebab sekat ruang-waktu tetapi oleh kehidupan-keabadian
Masih terbilang waktu, pergi jasadmu
Namun aroma tubuhmu, caramu tersenyum yang ganjil,
Tawamu yang ganjal, dan semua yang melekat atas namamu masih utuh di ingatan
Tak ada yang terburai
Sempurna sebagaimana sediakala
Serasa sosokmu masih ada
Dan tahukah rasanya ketika kenangan berlaku bak pendulum?
Sekali terayun tak henti berayun-ayun
Jika ia sempat terhenti, bukan karena kenangan itu t’lah habis
Tetapi ia sedang mengumpulkan upaya untuk kembali
Kembali mengingatkan jika memang di ingatanlah tempat kenangan bersemayam
Dan,
Kita memang benar-benar terpisah
Bukan lagi sebab sekat ruang-waktu tetapi oleh kehidupan-keabadian
Lalu,
Bagaimana jika aku rindu?
Maka,
Aku akan menemuimu dengan cara yang berbeda
Tak lagi sama seperti tahun-tahun sebelumnya saat aku pergi dan pulang menemui mu
Di mana ragamu masih bisa ku peluk, membaui aroma tubuhmu, menelusuri tiap kerut kulit wajahmu, menatap tangguh mata nyalangmu, dan bicaramu yang tak pernah lebih
Kali ini
Aku akan menemuimu melalui doa-doa, dan jika Tuhan mengasihiku, Ia akan mengizinkanmu menjumpaiku dalam mimpi

