
Review Buku Seri Sastra Anak Asia: Siapa yang Makan Kesemek Nenek?
Membaca buku anak terjemahan memberikan pengalaman yang cukup berkesan karena memperkaya pengetahuan anak dan orang tua tentang karya sastra di negara lain. Seperti seri Sastra Anak Asia yang terbitkan oleh BIP. Seri ini mengangkat cerita-cerita imajinatif dari berbagai negara di Asia. Salah satunya dari negara China melalui buku berjudul Siapa yang Makan Kesemek Nenek? Buku ini ditulis dan diilustrasikan oleh Liu Hangyu, dialih bahasakan oleh Krisna Arya.
Siapa yang Makan Kesemek Nenek? berkisah tentang Nenek yang kehilangan buah kesemek miliknya. Tak mau kehilangan lagi, Nenek segera memagari sekeliling pohon kesemek. Ia pun mencari petunjuk, siapa kira-kira yang mencuri buah kesemek? Tikus atau rusa? Ia mengamati jejak-jejak kaki di tanah dengan hati-hati. Namun buah kesemek kembali dicuri. Nenek memperkuat pagar, menggunakan seprai lama dan menutup semua celah pagar. Tetap tidak mempan! Tetapi Nenek tak kehabisan ide, ada saja yang ia lakukan agar pohon kesemeknya tak dicuri. Berhasilkah kali ini usaha nenek?
Baca Juga Review Buku Seri Sastra Anak Asia: Si Hitam dan Si Merah
Ketika pertama kali membaca buku ini, aku mengira ini hanya tentang kisah pencurian buah. Ternyata, ketika dibaca ulang aku dapat menyelami lebih jauh kisah si nenek sehingga ada banyak sisi yang bisa ku kisahkan ke anakku. Bahkan, ceritanya menjadi semakin menarik ketika mengeksplorasi hal-hal di sekitar nenek.
Tentang nenek yang hidup sendirian dan kesepian di rumah tuanya. Ketika pohon kesemek berbuah dan ia panen sekeranjang kesemek, tak ada seorang pun yang bisa diajak berbagi kabar baik ini. Pun saat ia kecolongan buah itu, nenek berusaha mencari pencurinya sendiri.
Tentang masa berbuah hingga puncak kematangan kesemek. Kesemek adalah jenis buah musim gugur, matang di akhir musim gugur dan dapat bertahan di pohon sampai musim dingin. Lini masa cerita ini pun sama, dimulai ketika musim gugur hingga musim dingin tiba. Juga tentang pentingnya buah kesemek sebagai makanan satwa liar yang hidup di sekitar pohon.
Tupai, burung dan rakun memakan buah kesemek langsung dari pohonnya. Hewan lain seperti rusa, rubah, tikus, dan anjing harus menunggu buahnya jatuh. Baik yang jatuh karena angin atau jatuh dengan sendirinya karena buah tersebut mencapai puncak kematangannya.
Dengan sisi lain ini, pembaca bisa dengan mudah menebak siapa kira-kira yang memakan buah kesemek nenek? Para hewan, angin atau keinginan buah kesemek sendiri?. Bagaimana pun, nenek akhirnya memilih berdamai karena dia memahami bahwa ia tak benar-benar hidup sendiri. Ada makhluk lain yang membutuhkan manisnya kesemek.

