Digital Content Creator, Pekerjaan Macam Apa Itu?
“Apa pekerjaanmu?” pertanyaan ini sering saya terima, tidak hanya oleh teman dekat, orang yang baru berkenalan beberapa menit pun, akan melontarkan pertanyaan yang sama, sesaat setelah saling bertukar nama.
“Digital Content Creator,”
“Maksudnya?”
“Saya membuat Konten untuk kebutuhan pemasaran perusahaan. Seperti membuat konsep & materi unggahan foto-video di media sosial kit perusahaan, editorial website, materi untuk brosur atau katalog, dan hal lain yang mendukung pemasaran. Terkadang membaca angka-angka yang menjadi tolok ukur Konten. Atau rajin kepo media sosial kompetitor, ” jelas saya, jawaban singkat hanya akan melahirkan pertanyaan bertubi-tubi lainnya. Saya sudah paham soal ini.
Beruntung kali ini si penanya mengangguk-angguk, pertanda jika ia mengerti dengan jawabanku. Barangkali mengerti juga dengan nilai pekerjaan saya. Jawaban ini kadang sulit diterima oleh mereka yang tidak pernah bersentuhan langsung dengan dunia Konten. Contohnya, keluarga saya sendiri. Begitu tahu apa pekerjaan saya, pertanyaan mereka malah sebuah ketidakpercayaan, “Memangnya ada pekerjaan seperti itu?”
Ya, perkembangan teknologi melahirkan pekerjaan baru, yang sebelumnya memang ada tetapi belum terakui & masih kalah penting dengan pekerjaan lainnya. Apalagi saat ini memasuki revolusi industri 4.0, revolusi teknologi dan digital. Segala hal terhubung dengan internet. Maka kebutuhan SDM penunjang industri teknologi dan digital semakin besar.
“Enak ya kerjaannya duduk & main medsos. Cuma mengarang, bikin caption, selesai sudah. Santai pula,” ujar si penanya.
“Kalau bisa duduk, kenapa harus lari? Mau coba ga pekerjaanku? Gampang kok, cuma bikin caption, post, selesai sudah. Gimana? Tertarik ga? Gajinya lumayan loh.”
Dia cengengesan. Saya terbahak. Dia orang ke sekian kali, yang memandang sebelah mata pekerjaan seorang Digital Content Creator dan saya sudah mulai biasa.
Sebetulnya pekerjaan macam apa si Digital Content Creator itu?
Ada banyak definisi tentang digital content creator. Saya kutip salah satunya dari Billionairecoach.co.id, Sebuah Profesi yang membuat suatu konten, baik berupa tulisan, gambar, video, suara, ataupun gabungan dari dua atau lebih materi. Konten-konten tersebut dibuat untuk media, terutama media digital seperti Youtube, Snapchat, Instagram, WordPress, Blogger, Dll.
Seorang Digital Content Creator adalah profesi yang sangat kompleks karena menggabungkan kemampuan seorang content writer, copywriter, Seo Specialist, Scripwriter dan keahlian lain yang berhubungan dengan proses kreatif. Ia dituntut selalu update pada perkembangan tren dan teknologi.
Untuk membuat sebuah konten, biasanya seorang Digital Content Creator dibekali pengetahuan mengenai brand, target audiensnya, tujuan dan bagaimana distribusinya (pemilihan platform). Barulah ia memulai riset dari berbagai sumber, membaca tren yang terkait dengan produknya dan membuat konsep yang sesuai.
Konten yang sudah dirancang diserahkan ke bagian desainer visual. Biasanya nih, pada tahapan ini cukup pelik karena sering terjadi beda persepsi. Desainer visual terkadang tidak bisa menerjemahkan konsep sesuai gambaran digital content creator. Pun terkadang sebaliknya, digital conten creator tidak mampu menjelaskan lebih mudah maksudnya. Revisi 1, revisi 2, 3, 4 sampai 5 tidak bisa dihindari. Namun diskusi dan saling menerima saran adalah jalan terbaik untuk menghasilkan konten yang disepakati bersama, termasuk oleh atasan atau klien.
Ketika saya menulis cerita ini, saya bekerja sebagai digital content creator di perusahaan asing yang bergerak di bidang teknologi informasi. Pada awalnya saya seorang content writer, biasa menulis artikel dan editorial website. Namun dalam perjalanannya, seiring berkembangnya kebutuhan pemasaran digital, saya mulai mempelajari dan kecebur juga.