Engkau yang Lebih Dulu Menemui Keabadian
Aku kira, aku mampu menyimpan bising namamu cukup di kepala dan menggila di sana
Lekat dengan logika-logika
Erat dengan realita-realita
Sebab ketika ku simpan di hati
Ia justru membawa hati menemui kematian yang teramat sunyi
Maka ia ku simpan di ambang batas malam ketika menemui pagi
Ku rapal namamu di antara doa-doa
Menemui sang pemilik rasa & asa
Lalu ku bisikkan sebuah pinta pada-Nya
Tempatkan ruh mu di tempat terbaik
Hingga pada saatnya nanti, aku dan kamu akan berjumpa kembali
Dan bersama menuju keabadian yang sama.
—
Terkenang: Dua lelaki yang menemui keabadian.
