Pemamah Tanah
Topi hitam
Celana gombor
Baju putih lusuh
Sepeda ontel tua
Cangkul & Celurit basah setelah diasah
Adalah dirimu yang selalu ku temui acapkali pagi datang
Setelah seruput kopi hitam
Dan sarapan pagi
Kamu kayuh sepeda tuamu menuju tanah leluhurmu
Tanah yang setia kamu tanami dan menghidupi anak cucumu
Tanah yang mengantar mereka menemui mimpi-mimpinya
Tanah yang tak ingin kamu lepas hanya untuk terlihat pantas
Sebab bagimu, tanah adalah tempat kita meletakkan semua kemanusiaan kita
Namun setelah jasadmu membumi
Ada yang menulikan diri
Karena perutnya terlalu besar sedang ia teramat lapar
Tak cukup hasil bumi
Maka ia khianati janji-janji
Ia menjadi pemamah tanah
Jakarta
Kamis, 28/02