pak tani
Buku Anak,  Rak Buku

Buku Pak Tani dan Baling-baling Pengusir Burung – Literaloka

Nenek moyangku seorang petani, hehehe. Penggalan lagu anak populer, yang seharusnya “Nenek moyangku seorang pelaut. Realitanya memang demikian. Leluhur keluarga kami adalah petani. Profesi yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tidak hanya lahan sawah tetapi keterampilan bertani, mulai dari persiapan sebelum tanam, tanam hingga pasca tanam. Kebetulan banget bertemu buku Pak Tani dan Baling-baling Pengusir Burung ketika musim tanam padi di mulai.

Lahan sawah keluarga kami berada tepat di belakang rumah. Ketika musim tanam padi, Ibuku yang mengelola teramat sibuk. Apalagi saat padi mulai menguning, ancaman burung gak pernah terlewat. Biasanya nih, ibuku meletakkan orang-orangan sawah atau perintilan lain untuk mengusir kawanan burung. Ya, meski burung tetap saja mematuk bulir-bulir padinya. Nah, karena dekat dengan rumah, Ibuku sering nengokin sawahnya sembari membawa anakku.

Persis nih ceritanya sama tokoh Pak Tani. Beberapa bulan setelah melewati masa tanam, lahan sawah Pak Tani nampak menguning. Padi-padi tumbuh dengan baik, menunggu waktu yang tepat untuk panen. Namun Pak Tani kelimpungan karena padinya yang menguning diserbu kawanan burung. Adanya orang-orangan sawah ternyata tak membuat burung-burung ketakutan. Mereka tetap saja memakan bulir-bulir padi. Sampai akhirnya Pak Tani membuat baling-baling dari kaleng bekas. Berkat suaranya yang nyaring, burung-burung itu pun ketakutan dan gak berani memakan padi Pak Tani.

Baca Juga Review Buku Rabbit Hole Menurut Seorang Ibuk Bayi

Ceritanya memang sesederhana itu, bahkan hampir sering kita dengar. Apalagi bagi kami yang keluarga petani. Namun aku tetap ingin anakku bisa merasakan langsung pengalaman yang ada di buku dengan realitanya. Seperti mengulang kenangan ketika dia diajak neneknya nengokin sawah dan mengusir burung. Terbukti, tiap kali membaca buku ini, melihat sekawanan burung menyerbu padi, dia reflek menirukan suara neneknya yang lagi ngusir burung. Buku ini memberikan pelajaran bahwa untuk sepiring nasimu, ada proses menanam padi yang panjang. Ada peran Pak Tani, Bu Tani dan buruh tani. Ada masalah yang kerap dihadapi mereka ketika masa tanam hingga panen tiba.

Buku ini ditulis oleh Wahyu Kuncoro, ilustrasi buku dikerjakan oleh Khoirul Anwar. Kolaborasi ke duanya membuat tokoh Pak Tani menjadi lebih muda, segar, dan memiliki banyak gagasan. Ilustrasinya aku suka banget, pilihan warnanya juga cantik sehingga area persawahan terasa sangat artistik. Sejujurnya, bukan hanya anakku yang menjadikan buku ini favoritnya tetapi aku juga! Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Literaloka. Belakangan aku jadi mengoleksi judul lain karena selain cerita yang menarik, bahan kertas buku ini cukup tebal. Dibandingkan buku soft cover lain yang gampang ketekuk bahkan robek.

Seorang Perempuan, Istri dan Ibu Purnawaktu

3 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!