Review Buku Dik Buto Makan Rembulan – Penerbit HuMi
Bulan, dalam berbagai kebudayaan memiliki nilai yang istimewa. Dalam agama Islam, kalender bulan atau kalender qomariyah menjadi patokan berbagai momen keagamaan seperti penentuan awal Ramadhan atau Idulfitri. Di kebudayaan Madura, banyak sekali mitos, tradisi hingga cerita rakyat tentang bulan. Aku adalah satu generasi yang masih bisa menikmati sastra lisan atau cerita rakyat tentang bulan dari Mbah. Ketika penerbit Hujan dan Bumi (HuMi) menerbitkan Dik Buto Makan Rembulan sebagai buku pertamanya, tanpa pikir panjang aku segera meminangnya.
Dik Buto Makan Rembulan berkisah tentang salah satu tokoh cerita rakyat yang cukup populer, si raksasa hijau atau Buto Ijo. Jika dalam cerita Timun Emas ia dikisahkan sebagai sosok yang antagonis dan menyeramkan, dalam buku ini ia tampil berbeda dan menggemaskan. Ya, Dik Buto di buku ini adalah sosok buto kecil dengan tubuh berwarna biru. Ia dikarakterkan seperti anak-anak yang suka sekali berimajinasi pada apa yang dilihatnya. Nah, pada malam rembulan ia sedang lapar sehingga bulan nampak seperti aneka makanan. Ketika bulan berbentuk sabit, Dik Buto melihatnya seperti pisang yang ranum. Pun ketika bulan berbentuk lingkaran sempurna bak kue lekker, Dik Buto tanpa ragu memakannya. Seketika gelap gulita! Lalu bagaimana caranya agar Dik Buto tidak makan bulan dan tidak lapar lagi? Di bagian cerita berikutnya, Dik Buto bersama warga bergotong royong membuat aneka kue serabi dengan berbagai varian rasa.
Baca buku terbaru Penerbit HuMi Ayahku Seorang Nelayan
Itu saja keseruan Dik Buto saat makan kue serabi? Gak dong, ada keseruan lain yang bisa pembaca temukan langsung di buku.
Ketika buku datang, aku antusias banget buat membacanya. Jadi ya aku nikmati dulu ceritanya, baru aku bacakan ulang bersama anakku (maaf ya, Nak). Cerita maupun ilustrasinya sempurna. Sang penulis Zulfa Adiputri piawai menceritakan ulang sosok Buto menjadi lebih bersahabat dengan latar cerita yang menyenangkan. Merekonstruksi cerita rakyat dengan versi kekinian dan mudah diterima oleh anak-anak. Apalagi dalam cerita ini, Dik Buto tidak sendirian, ada tokoh anak laki-laki yang menjadi pengantar cerita. Semacam memadukan dunia yang berbeda dalam satu cerita: Buto yang selama ini tinggal dalam cerita rakyat dan kehidupan manusia hari ini.
Baca juga Review Buku Kancel Bhiru ban Sakaddhu’ Terrong – Lingkarantarnusa
Hal lain yang bikin aku bolak balik baca buku ini adalah ilustrasi yang dibuat oleh Matto Haq indah banget. Mata pembaca dimanjakan oleh sosok Buto yang menggemaskan, suasana saat membuat sajian jamuan yang detail banget dan rasanya hangat sekali melihat momen gotong royong. Semua terlibat, anak-anak hingga orang dewasa. Aneka serabi dengan varian toping (jadi pengen serabi beneran!) hingga momen saat makan serabi bersama. Ah, itu benar-benar gambar yang mengesankan. Semua tokoh dan suasananya dibuat semirip mungkin dengan realitas ketika ada jamuan.
Mengenalkan Alam, Gotong Royong, dan Kuliner Lokal
Menurutku Buku Dik Buto Makan Rembulan paket lengkap buat anak untuk mengenal alam, budaya, gotong royong dan kuliner lokal. Apalagi buku ini dilengkapi dengan zine/majalah yang membahas lebih lebih mendalam mengenai tema yang diangkat dalam buku. Tentang bagaimana Bulan berubah wujud. Dijelaskan secara sains, juga ada metode buat mempraktekkan secara sederhana di rumah. Bahkan, ada resep membuat kue lekker bulan separuh yang terinspirasi dari cerita Dik Buto. Serta ada penampilan sang mas maskot, Bumi dan Hujan di rubrik komik yang gak kalah seru dan ikonik.
Buku ini kaya sekali interpretasi sehingga bisa memantik diskusi antara anak dan ibu tentang imajinasi Dik Buto. Tentang bulan yang kerap berubah bentuk. Tentang tradisi rewang atau gotong royong jika ada jamuan besar dengan sajian kuliner lokal. Pada akhirnya, sesuai dengan gagasan penerbit, buku ini dapat menghubungkan Teman Kecil (anak) dan Teman Dewasa (ayah, ibu, nenek, paman, dll) sebagai setara. Buku ini gak boleh dilewatkan begitu saja, harus ada di rak buku kita!
Tertarik dengan Dik Buto dan cara membuat serabi ala Dik Buto, bisa cek bukunya di tautan ini ya Beli Buku Di Buto
2 Komentar
Ping Balik:
Ping Balik: