pohon tua
Buku Anak

Review Buku Doa Bua Si Pohon Tua – Penerbit Growtheseed

Doa adalah salah satu media manusia berbicara dengan Tuhannya. Segala hal, baik yang terucap atau sekelebat lewat di hatimu, Allah tahu itu sebab Ia maha mendengar. Tak terkecuali untuk makhluk ciptaannya yang lain, yang hidup membersamai manusia di Bumi. Termasuk doa si pohon tua yang kesepian. Di sebuah bukit yang indah, Bua si pohon tua hidup sendiri. Ia hanya ditemani sepoi angin dan rintik hujan. Beberapa ekor burung hanya singgah sejenak sebelumnya akhirnya pergi lagi. Rasa sepi itu membuat Bua berharap juga berdoa agar ia punya banyak teman.

Pagi, siang dan malam, di setiap harinya Bua berdoa. Tak putus asa, ia terus saja berdoa meski tak satu pun yang datang mengusir sepinya. “Ya Allah, mengapa doaku tak kunjung Engkau kabulkan?”. Bua mulai kehilangan harapan. Tetapi bukankah Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui apa yang dibutuhkan makhluk-Nya? Sampai kemudian, sepasang burung datang. Bua senang sekaligus gelisah, apakah mereka sekadar singgah? Seperti burung-burung yang sebelumnya. Bua kembali berdoa, meminta pada Tuhannya agar ia dapat memberikan rasa hangat dan nyaman untuk sepasang burung itu. Allah mengabulkan doa Bua. Sepasang burung hantu Serak Jawa memutuskan tinggal di rongganya. Hari-hari Bua berikutnya menjadi lebih berwarna dan ia tidak kesepian lagi.

Buku Doa Bua si Pohon Tua merupakan bagian dari buku Seri Mengenal Allah: Allah Maha Mendengar. Pada seri ini, tokoh utamanya sebuah pohon tua yang hidup sendirian di bukit. Kenapa tokoh utamanya pohon yang pasif, bukan makhluk ciptaan Tuhan lainnya yang aktif? Jangan salah, pohon itu salah satu ciptaan Allah yang istimewa. Dalam Al-Qur’an, banyak terdapat kata atau istilah yang terkait dengan pepohonan. Pohon memberi banyak manfaat untuk manusia dan hewan. Ia juga menjadi rumah, sumber makanan, tempat bersarang, tempat berburu hingga tempat berlindung dari pemangsa. Tak heran jika dalam karya sastra penokohan pohon cukup populer.

Baca Juga Review Buku Bumi Tanpa Serangga – Penerbit Growtheseed

Dalam buku ini, Si Pohon Tua dikisahkan sebagai pohon yang kesepian. Ia merasa sendiri, tak punya teman padahal banyak sekali hewan yang bergantung hidup padanya. Kedatangan sepasang burung hantu menjadi pengingat ke Bua, bahwa ia tidak pernah benar-benar sendiri. Ada Allah yang selalu dekat dengannya, mendengar dan menemaninya setiap waktu. Terbukti ketika Bua berdoa, Allah memberikan apa yang dibutuhkannya.

“Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada Ku, “ – (Q.S Al-Baqarah: 186).

Begitu juga dengan kita, manusia. Kerap merasa sepi lalu lupa bahwa sebetulnya Allah selalu membersamai kita di setiap waktu. Doa-doa yang belum terkabulkan malah mengaburkan nikmat yang sudah banyak kita terima. Kita menaruh harapan sekaligus memelihara kekecewaan jika tak sesuai yang kita inginkan. Padahal kita juga meyakini bahwa Allah akan mengabulkannya di waktu yang tepat.

Buku ini menjadi bahan refleksi orang tua, melihat kembali apa yang sudah Allah berikan. Berikutnya menjadi media bagi anak kita untuk mengenal Allah dan belajar tentang dari hal di sekitarnya. Memantik diskusi kecil, kenapa Allah menciptakan pohon? Kenapa pohon bisa hidup lebih lama dari manusia? Kenapa kita harus berdoa?

Seorang Perempuan, Istri dan Ibu Purnawaktu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!