potret keluarga
Novel/lainnya,  Rak Buku

Review Buku Potret Keluarga Karya Reda Gaudiamo: Kumpulan Cerpen yang Menghangatkan Hati

Banyak orang mengenal sosok Reda Gaudiamo melalui karya populernya, Na Willa. Berbeda halnya denganku, berawal dari duo AriReda yang teramat memukau kala membawakan musikalisasi puisi. Penasaran dengan karyanya yang lain, aku memilih berkenalan dengan bukunya yang (mungkin) tidak sepopuler Na Willa. Potret Keluarga. Buku Potret Keluarga merupakan kumpulan cerpen bertema keluarga. Bercerita dari berbagai sudut pandang orang-orang yang menjadi bagian darinya. Dirinya, ibu, ayah, pasangan, anak, hingga anjing piaraan.

Cerpen dibuka oleh kisah Potret Keluarga. Cerita dituturkan oleh pemilik sudut pandang Aku yang sedang memandangi potret lama keluarga. Ia seorang anak bungsu dengan dua kakak, laki-laki dan perempuan. Cerita berkutat pada dua saudaranya, Addo si kakak laki-laki dan Kanya si kakak perempuan. Sebagai bungsu, tokoh Aku merasa begitu berbeda, baik secara fisik maupun kepandaian. Ia merasa tidak mewarisi gen pandai dari Bapak dan Ibu, yang seorang doktor dan dosen. Perhatian mereka banyak tercurah pada Kanya yang cantik. Apalagi saat Kanya berniat menikah dengan pacarnya, yang bagi Ibu sangat kontras dengannya. Ibu tidak suka lantaran pacarnya memiliki kulit hitam legam, rambut keriting, tegap, gempal dan sedikit botak.

Ibu, “si pandai-bijak-hebat berubah drastis karena puteri kesayangannya akan menikah dengan seorang laki-laki berkulit hitam.”(hal. 8). Cerpen Potret Keluarga memotret keresahan seorang ibu dari kaca mata anak bungsu.

Baca juga Review Buku Lebih Senyap dari Bisikan: Perjalanan Sunyi Perempuan Menjadi Seorang Ibu

Kisah Sepasang Anjing Penjaga Rumah

Satu cerpen lainnya yang aku suka adalah Mungkin Bib Benar. Sepasang anjing kampung penjaga rumah, Bib dan Jig. Jig jadi pengantar cerita yang baik. Aku sempat terkecoh dengan narasinya di awal karena tidak diceritakan bahwa ia seekor anjing. Menarik bukan. Sudut pandang penceritanya dari seekor anjing yang begitu setia menemani masa tua Ibu. Bukan anak-anaknya melainkan anjing! Anak-anak Ibu terlalu sibuk meski sekadar memberikan perhatian kecil. Semisal membuka pintu pagi-pagi atau membayar telepon dan listrik.

Sepasang anjing yang sangat memahami ibu. Pada momen terakhir pun, hanya dua anjing itu yang berada di sisinya. Kepergiaan ibu juga kedukaan bagi mereka berdua. Kini Kami tak lagi mendengar senandung lagu lama di pagi hari dari arah dapur. Sekarang tidak ada lagi yang menyapa kami dengan suara nyaring dan penuh semangat: “Halo, teman-teman kecilku yang nakal!” Rumah terasa begitu lengang dan sunyi. (hal. 18)

Ada 16 cerpen dengan cerita seputar keluarga. Cerita pendek tersebut merupakan tulisan lama Reda dan beberapa di antaranya pernah dipublikasikan di Majalah Hai, Femina, dan Kompas. Pembaca bisa bernostalgia dengan setting cerita tahun 80-an dalam cerpen Tentang Kita. Meski demikian, tulisannya tetap nyaman dibaca dan related dengan kehidupan saat ini. Barangkali cerita seputar keluarga memang berkutat pada hal yang sama meski eranya telah berubah. Gak heran sih kalau cerpen ini terasa begitu dekat dengan keseharian pembaca.

Seorang Perempuan, Istri dan Ibu Purnawaktu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!