seni ukir madura
Buku Lawas,  Rak Buku

Review Buku Seni Ukir Madura – Buku Lawas

Menelusuri seni ukir Madura tentu sejalan dengan penelusuran sejarah Madura itu sendiri. Pada zaman dahulu seni ukir menjadi media untuk membuat simbol dan pesan khusus di kerajaan-kerajaan Nusantara. Tidak terkecuali di Madura. Penemuan batu bertulis tertua di Sumenep diperkirakan sudah ada sejak tahun 1280 dan tahun 1438. Tahun diperkirakannya Aria Wiraraja memerintah di Madura.

Dalam ukiran Madura kuno, terdapat pula motif yang menyerupai meru, lingga atau simbol-simbol yang terdapat di arca. Pengaruh Tiongkok juga terlihat pada ukiran Madura karena hubungan baik Aria Wiraraja pada masa itu. Pada abad ke-17, tulisan-tulisan pada kayu banyak ditemukan, seperti pada kuburan Asta Wlingi dan Asta Nyamplong. Terdapat candrasengkala (rumusan tahun dengan kata-kata) yang diukir pada sasaka (tiang).

Seni ukir Madura juga banyak terpengaruh oleh alam sekitarnya. Misalnya pada masyarakat pesisir laut, bagian atap rumahnya dihias dengan ukiran bermotif perahu. Untuk masyarakat yang hidup di daerah tegalan atau pertanian, motif ukir calo’ kodi’ atau calo’ carancang. Selain membahas sejarahnya, buku ini juga mengupas detail tentang motif, bahan dan jenis ukiran dari masa ke masa, di empat kabupaten di Madura. Bahkan bagaimana sikap orang Madura terhadap seni ukir juga dibahas.

Baca juga Sastra Madura Modern: Cerkan dan Puisi – Review Buku Lawas

Berikut gambaran motif ukir Madura yang banyak digunakan pada perahu, bangunan dan perabotan.

Seorang Perempuan, Istri dan Ibu Purnawaktu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!