srimenanti
Novel/lainnya

Review Buku Srimenanti: Pujangga dan Pelukis dalam Imajinasi Joko Pinurbo

Srimenanti merupakan novel perdana sang penyair kawakan, Joko Pinurbo. Selama ini nama Jokpin memang populer sebagai penyair dengan karyanya yang unik. Menariknya, dalam novel ini banyak sekali mengutip puisi karyanya dan puisi Sapardi Djoko Damono. Bahkan Jokpin menyebut puisi Pada Suatu Pagi Hari, menginspirasinya menulis novel ini. Benar saja, pada prolog buku puisi Sapardi tersebut mengantar pertemuan antar tokoh utama.

Sri Menanti berkisah tentang seorang penyair yang menggilai puisi dan seorang pelukis yang hidup dengan trauma. Ke duanya bertemu di sebuah gang pada pagi yang basah. Si lelaki begitu mengagumi Sapardi sehingga setiap hal yang berkesan, seperti pertemuannya dengan perempuan itu, bagai potongan puisi Sapardi. Sedang si perempuan lebih suka larut dalam lukisan sekaligus kenangan tentang sepatu serdadu dan letupan senapan. Pertemuan pertama yang berkesan itu membawa Mas Penyair mencari tahu tentang si Pelukis Perempuan.

Novel ini cukup unik & bikin senyum-senyum sendiri. Dituturkan oleh dua orang tokoh yang bercerita lewat sudut pandang orang pertama secara bergantian. Pembaca akan dibawa ke dunia Mas Penyair yang terobsesi dengan puisi. Lalu ke dunia Srimenanti yang menyimpan trauma dalam lukisannya. Hampir sepanjang buku terselip puisi dan diksi khas Jokpin yang romantis, nakal dan cerdik. Bahkan aku merasa si Mas Penyair adalah Jokpin sendiri.

Salah satu yang bagian yang menarik seperti percakapan Mas Penyair dengan temannya, Subagus.

“Apakah kau habis bertengkar dengan kopi tentang siapa yang lebih pahit?”
“Apakah kau dan kopi bertengkar tentang siapa di antara kalian yang lebih hitam?”

Membaca buku ini seperti sedang membaca perjalanan kepenyairan Jokpin. Selain puisi, banyak sekali menyebut kawan-kawannya yang seniman dan penulis. Tak heran jika nama tokoh pelukis Nasirun, Hanafi dan Djaduk (Ferianto) dijadikan cameo dalam kisah ini. Nama Beni Satryo, Aan Mansyur, Faisal Oddang, hingga Yusi Avianto Pareanom pun turut meramaikan novel ini. Keberadaan mereka dalam novel ini sebagai cameo yang memerankan diri mereka sendiri.

Seorang Perempuan, Istri dan Ibu Purnawaktu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!