Cabai Jamu Madura: yang Tumbuh di Sekitar Rumah
Dulu, berbagai tanaman yang tumbuh liar di sekitar rumah hanyalah bagian dari keseruan bermain masak-masakan. Ya, sebagai anak kampung, kehidupan masa kecil kami terbiasa bermain di luar rumah dan memanfaatkan apa saja yang ada di sekitar rumah. Termasuk tanaman liar sebagai bahan utama bermain masak-masakan. Satu di antaranya cabai jamu (cabbhi jhâmo) atau akrab kami kenal dengan sebutan bi-cabbhian. Di kampungku, cabai jamu -dari dulu hingga kini- masih dianggap sebagai tanaman liar sehingga tidak diolah dan dibudidayakan. Barangkali karena terbatasnya pengetahuan kami tentang tanaman obat -yang super banyak itu- dan tidak adanya tradisi meramu jamu.
Di belahan pulau Madura yang lain, cabai jamu justru menjadi salah satu komoditas ekspor karena khasiatnya sebagai bahan baku obat herbal. Cabai Jamu memiliki rasa pedas yang tajam dan khas sehingga pengolahan cabai jenis ini berbeda dengan cabai pada umumnya. Sebelum diolah menjadi bahan baku obat, cabai yang sudah matang (berwarna merah) akan direndam dengan air panas, kemudian dijemur hingga berwarna kehitaman. Bahan baku inilah yang kemudian diolah sebagai berbagai macam obat. Baik berupa bubuk, cair atau campuran dengan bahan obat lainnya.
Potensi Cabai Jamu
Seorang perempuan Madura, Jamilatus Sa’diyah, S.Pd., M.Si, pernah menjadikan cabai jamu sebagai objek penelitian untuk studi pasca-sarjananya. Penelitian yang dilakukannya untuk mengetahui diversitas cabai jamu berdasarkan morfologi dan kandungan fitokomianya.
“Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan, cabai jawa yang tumbuh di sepanjang pulau Madura memiliki ukuran morfologi daun serta amentum (buah majemuk) yang berbeda-beda. Kandungan fitokimia (piperine dan minyak atsiri) pada cabai jawa di pulau Madura juga berbeda-beda.” Ujar perempuan yang kini menjadi dosen di Universitas Negeri Makassar ini.
Baca Juga Buku Resep Pusaka Tradisional Madura – Review Buku Lawas Ramuan Madura
Cabai jamu memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai anti-oksidan, anti-inflamasi, anti-depresan, karminatif, anti-hipertensi, anti-tumor, anti-mikroba, dll. Selain dikonsumsi oleh manusia, cabai jenis ini juga kerap dijadikan ramuan untuk sapi yang akan mengikuti pertandingan Kerapan Sapi. Kini, budidaya cabai jamu menyebar di semua wilayah Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.