Gheddhâng Bhiru: Pisang Biru Dalam Budaya Orang Madura
Gheddhâng bhiru, pisang biru atau pisang berwarna biru menjadi keunikan sekaligus kekayaan pangan lokal Madura. Disebut unik karena nama gheddhâng bhiru hanya ada di Pulau Madura. Ya, nama lokal yang unik ini lantaran dalam budaya lisannya orang Madura tidak mengenal warna hijau. Orang Madura zaman dahulu menyebut warna hijau sebagai bhiru dâun atau biru daun. Selain itu, pisang biru menjadi bagian dari keanekaragaman pangan lokal yang kaya rasa dan budaya.
Gheddhâng bhiru merupakan jenis pisang Ambon Lumut. Bentuk dan rasanya mirip pisang Cavendish. Ciri buahnya berbentuk lonjong dengan kulit hijau saat matang. Nah, ini yang paling membedakan pisang Ambon Lumut dengan pisang pada umumnya, yang berubah warna kuning saat matang. Tekstur daging buahnya lembut, rasanya manis, dan beraroma wangi khas. Pisang ini paling enak dinikmati langsung, kurang cocok dibuat pisang goreng atau olahan lainnya.



Baca Juga Mangga dan Keanekaragaman Pangan Lokal Madura
Pisang Biru memiliki keunggulan pada bentuk tandannya yang besar dan panjang. Satu tandan biasanya berisi 5-10 sisir pisang. Susunan sisirnya pun rapi. Nah, karena keunggulannya ini gheddhâng bhiru sering dijadikan simbol pada acara lamaran dan pernikahan di Madura. Dalam tradisi mar-lamar (lamaran) dan mantan (pernikahan) pisang menjadi hantaran yang wajib dibawa oleh pihak laki-laki.
Simbolisasi pisang pada acara ini disebut gheddhâng parabân atau pisang perawan. Pisang yang dipilih harus memiliki tandan yang besar, panjang, rangkap dan lebih dari lima sisir. Pada ujung pisang, diberi hiasan warna-warni dari kertas gincu. Ini bermakna pengharapan agar kelak kehidupan rumah tangganya berkahi anak yang banyak, selalu akur, dan bahagia.
Menariknya, ada cerita lisan tentang si gheddhâng bhiru ini. Menurut penuturan Embukku, dikisahkan seorang istri yang tidak mau dimadu oleh suaminya. Ia begitu sedih dan panas hatinya saat mendengar kabar itu. Ia duduk bersandar di pohon pisang. Panasnya hati sang istri membuat pohon pisang itu seketika matang. Meski kulitnya masih berwarna hijau.


Satu Komentar
Ping Balik: